Senin, 13 Mei 2013

TRYPANOSOMA GAMBIENSE



 Hospes dan nama Penyakit
Manusia merupakan hospes dari kedua spesies parasit ini. Hospes reservoar T.rhodesiense adalah binatang liar seperti antilop dan hospes resrevoar T.gambiense adalah binatang peliharaan seperti babi, sapi, kambing, dan sebagainya. Lalat Glossina berperan sebagai hospes perantara. Penyakitnya disebut tripanosomiasis afrika atau sleeping sickness.

Ciri-ciri Trypanosoma Gambiense
            Bentuk vegetative memiliki karakteristik sebagai berikut :
  1. ukuran 14 mikron,
  2. bentuk seperti buah peer,
  3. Anterior -  posterior meruncing,
  4. punya 4 pasang flagel aksostil, sedangkan
  5. Bentuk kista memiliki karakteristik sebagai berikut :
  6. ukuran 10- 14 mikron,
bentuk oval, terdiri dari 2-4 inti sel,
  1. kista infektif inti 4,
  2. dinding tipis & kuat.
Klasifikasi Trypanosoma gambiense
Kingdom                     : Protista
Subkingdom                : Protozoa
Phylum                        : Sarcomastigophora
Subphylum                  : Mastigophora
Class                           : Zoomastigophora
Order                          : Kinetplastida
Family                         : Trypanosomatidae
Section                        : Salivaria
genus                           : Trypanosoma
Species                        : Brucei
Subspecies                   : gambiense , rhodesiens
                                    
Penyebaran / Distribusi geografi
            Spesies ini ditemukan di daerah Afrika tropik, yaitu antara garis lintang 15° dan garis lintang selatan 18° ( Fly belt ). T.gambiense di bagaian Afrika tengah dan Barat.

Habitat trypanosoma gambiense
            Habitat trypanosoma gambiense berada di Afrika, antara kelima belas paralel utara dan selatan. Habitat yang disukai adalah vegetasi di sepanjang sengai, danau, hutan tepi, dan hutan galeri yang memanjang sampai wilayah scrub.

Morfologi
Bentuk Tripomastigot (Trypanosome form)
Bentuk memanjang dan melengkung langsing,
inti di tengah
Inti di tengah besar berbentuk lonjong, terletak di tengah dan berfungsi untuk menyediakan makanan. Disebut juga Troponukleus
kinetoplas dekat ujung posterior
kinetoplas, berbentuk bulat atau batang. Ukuran lebih kecil dari inti dan terletak di depan atau di belakang inti. Kinetoplas terdiri dari 2 bagian yaitu benda parabasal dan blefaroplas
Flagela membentuk dua sampai empat kurva membran bergelombang,
Flagela merupakan cambuk halus yang keluar dari blefaroplas dan berfungsi untuk bergerak. Undulating membrane (membran bergelombang), adalah selaput yang terjadi karena flagela melingkari badan parasit, sehingga terbentuk kurva-kurva. Terdapat 3-4 gelombang membran
ukurannya 20-30 mikron

Siklus Hidup 

Pada waktu darah mamalia dihisap, oleh lalat tse tse yang infektif (genus Glossina) maka akan memasukkan metacyclic trypomastigotes kedalam jaringan kulit. Parasit–parasit akan masuk ke dalam sistem lymphatic dan ke dalam aliran darah
Di dalam tubuh tuan rumah, mereka berubah menjadi trypomastigotes di dalam aliran darah.
Dan ini akan dibawa ke sisi lain melalui tubuh, cairan darah kaya yang lain dan berlanjut bertambah banyak dengan binary fission
Segala siklus hidup dari African Trypanosomes telah ditampilkan pada tingkat ektra seluler. Lalat tsetse menjadi infektif dengan trypomastigotes dalam aliran darah  ketika mengisap darah mamalia yang terinfeksi
 Pada alat penghisap lalat parasit berubah menjadi procyclic trypomastigotes, bertambah banyak dengan binary fission
Binary fission meninggalkan alat penghisap, dan berubah menjadi epimastigotes,
Air liur lalat kaya akan epimastigotes dan pertambahan banyak berlanjut dengan  binary fission
Siklus dalam tubuh lalat berlangsung selama kurang lebih 3 minggu. Manusia merupakan reservoir utama untuk Trypanosoma gambiense, tetapi spesies in dapat selalu ditemukan pada binatang. 

Mekanisme Tranmisi
            Lalat tsetse (jantan dan betina), bertindak sebagai vektor pambawa parasit ini, terutama spesies Glossina palpalis. Lalat ini banyak terdapat di sepanjang tepi-tepi sungai yang mengalir di bagian barat dan tengah Afrika. Lalat ini mempunyai jangkauan terbang sampai mencapai 3 mil.

Sumber Infeksi
            Penyakit ini disebabkan oleh segolongan oleh jasad-jasad yang berbangun ulir panjang, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, tetapi jauh lebih besar dari pada sel darah merah. Jasad-jasad itu dipindahkan oleh lalat tse-tse, yang kena tular setelah lewat waktu delapan belas sampai tiga puluh empat hari setelah makan darah dari manusia yang sedang sakit itu, atau dari binatang. Banyak jenis-jenis binatang liar atau ternak yang dapat memelihara jasad-jasad itu di dalam tubuhnya yang tidak membahayakan bagi tubuhnya sendiri.

Patologi dan Gejala Klinis
Gejala dan tanda penyakit ini dapat bervariasi dan umumnya dibagi atas 3 fase :
1. Fase awal (Initial stage)
Ditandai dengan timbulnya reaksi inflamasi lokal pada daerah gigitan lalat tsetse. Reaksi inflamasi dapat berkembang menjadi bentuk ulkus atau parut ( primary chancre). Reaksi inflamasi ini biasanya mereda dalam waktu 1-2 minggu.
2. Fase penyebaran (Haemoflagellates stage)
Setelah fase awal mereda, parasit masuk ke dalam darah dan kelenjar getah bening (parasitemia). Gejala klinis yang sering muncul adalah demam yang tidak teratur, sakit kepala, nyeri pada otot dan persendian. Tanda klinis yang sering muncul antara lain : Lymphadenopati, lymphadenitis yang terjadi pada bagian posterior kelenjar cervical (Winterbotton’s sign), papula dan rash pada kulit.
Pada fase ini juga terjadi proses infiltrasi perivascular oleh sel-sel endotel, sel limfoid dan sel plasma, hingga dapat menyebabkan terjadinya pelunakan jaringan iskemik dan perdarahan di bawah kulit (ptechial haemorhagic). Parasitemia yang berat (toksemia) dapat mengakibatkan kematian pada penderita.
3. Fase kronik (Meningoencephalitic stage)
Pada fase ini terjadi invasi parasit ke dalam susunan saraf pusat dan mengakibatkan terjadinya meningoenchepalitis difusa dan meningomyelitis.
Demam dan sakit kepala menjadi lebih nyata. Terjadi gangguan pola tidur , insomnia pada malam hari dan mengantuk pada siang hari. Gangguan ekstrapiramidal dan keseimbangan otak kecil menjadi nyata. Pada kondisi yang lain dijumpai juga perubahan mental yang sangat nyata. Gangguan gizi umumnya terjadi dan diikuti dengan infeksi sekunder oleh karena immunosupresi. Jumlah lekosit normal atau sedikit meningkat. Bila tercapai stadium tidur terakhir, penderita sukar dibangunkan. Kematian dapat terjadi oleh karena penyakit itu sendiri atau diperberat oleh penyakit lain seperti malaria, disentri, pneumonia atau juga kelemahan tubuh

Diagnosis
 Diagnosis dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengetahui riwayat tempat tinggal dan riwayat bepergian ke daerah endemik.
2. Menemukan tanda dan gejala klinis :
• Demam yang bersifat periodik
• Dijumpai reaksi inflamasi lokal (primary chancre) pada tempat inokulasi, rash pada kulit, lympadenopati pada bagian cervical posterior (Winterbotton’s sign)
• Gangguan neurologis, terutama pola tidur (diurnal somnolence, nocturnal insomnia), gangguan status mental, gangguan keseimbangan otak kecil, gangguan ekstrapiramidal.
3. Menemukan parasit pada pemeriksaan :
• Darah tepi dengan pewarnaan.
• Biopsi aspirasi pada ‘primary chancre’
• Cairan cerebrospinal
4. Pemeriksaan Serologi
• ELISA
• Immunofluorescent indirek

Pencegahan
Pencegahan penyakit ini meliputi :
1. Mengurangi sumber infeksi
Pengurangan sumber infeksi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengobatan secara tuntas pada penderita, bahkan memusnahkan hewan vertebrata yang terinfeksi
2. Melindungi manusia terhadap infeksi
            Kontak terhadap vektor dapat dihindari dengan menjauhi habitat vektor, memakai pelindung kepala dan tubuh, menggunakan kelambu serta memakai reppellent.
Mengendalikan vektor
            Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan mengurangi tempat hidup dan perindukan vektor. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida untuk mengurangi jumlah lalat dewasa.

Pengobatan
            Pengobatan dapat bervariasi dan biasanya berhasil bila dimulai pada permulaan penyakit. Bila susunan saraf pusat telah terlibat, biasanya pengobatan kurang baik hasilnya. Obat-obat yang sering digunakan antara lain :
1. Eflornithine dengan dosis 400 mg/kg/hari IM atau IV dalam 4 dosis bagi, selama 14hari dan dilanjutkan dengan pemberian oral 300 mg/kg/hari sampai 30 hari.
2. Suramin dengan dosis 1 gr IV pada hari ke 1,3,7,14,21 dimulai dengan 200 mg untuk test secara IV. Dosis diharapkan memcapai 10 gram. Obat ini tidak menembus blood-brain barrier dan bersifat toksis pada ginjal.
3.  Pentamadine, dengan dosis 4 mg/kg/hari/hari IM selama 10 hari.
4. Melarsoprol, dengan dosis 20 mg/kg IV dengan pemberian pada hari ke 1,2,3,10,11,12,19,20,21 dan dosis perharinya tidak lebih dari 180 mg. Enchephalopati dapat muncul sebagai efek pemberian obat ini . Hai ini terjadi oleh karena efek langsung dari arsenical (kandungan dari melarsoprol) dan juga oleh karena reaksi             penghancuran dari Trypanosma (reactive enchepalopathy). Bila efek tersebut muncul,pengobatan harus dihentikan.


  


                                                                                                                   salam f kecil

Trypanosoma Cruzi


Trypanosoma Cruzi

Hospes dan nama penyakit
            Manusia merupakan hospes parasit ini dan hospes reservoar adalah binatang peliharaaan ( anjing dan kera ) atau binatang ( tupai, armadillo, kera dan lain-lain). Triatoma penyakitnya disebut tripanosoma Amerika atau penyakit chagas.

Ciri – ciri Trypanosoma Cruzi
Ciri-ciri trypanosoma cruzi sebagai berikut :
Berbentuk darah, kurva parasitemia, virulensi, patogenitas dan sensitivitas terhadap obat. 
sel permukaan membran dan distribusi band di SDS-Page elektroforesis gel serta antibodi monoklonal. Cross-reaksi serta saring antigen tertentu telah terdeteksi.

Klasifikasi Trypanosoma Cruzi
Kingdom                     : Protista
Subkingdom                : Protozoa
Phylum                        : Sarcomastigophora
Subphlum                    : Mastigophora
Class                            : Zoomastigophora
Order                           : Kinetplastida
Family                         : Trypanosomatidae
Section                        : Stercoraria
Genus                          : Trypanosoma
Species                        : Cruzi

Penyebaran / Distribusi geografi
            Penyakit ini tersebar dibelahan bumi bagian Barat dengan distribusi yang luas dipedalaman Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Habitat Trypanosoma Cruzi
            Habitat trypanosoma cruzi terdapat pada tikus hutan (woodrat) di negara bagian Amerika Serikat Barat Daya (Texas, Arizona, New Mexico, California Selatan); ia juga terdapat pada raccoon, opossum, skunk,dan rubah abu-abu di negara bagian tenggara.

Morfologi
            Morfologi Trypanosoma  dalam darah tampak sebagai flagelata yang pipih panjang(kira-kira 15-20 mikron), berujung runcing di bagian posterior, mempunyai flagel kurang dari sepertiga panjang tubuh, mempunyai sitoplasma dengan granula inti di tengah yang berwarna tua, serta terdapat kinetoplast.Morfologi yang seperti ini dapat membuat  Trypanosoma bergerak aktif secara berombak dan memutar disebabkan oleh flagel kontraktilnya.

Siklus Hidup
            Meskipun bentuk tripomasgote T. c. cruzi biasa ditemukan di dalam darah pada stadium awal penyakit Chagas, ia tidak erkembang biak dalam bentuk ini. Bentuk-bentuk tripomasgote masuk ke dalam sistem sel-sel retikulo endothelial, otot-otot bergaris, dan terutama otot jantung di mana mereka membulat dan menjadi bentuk amastigote. Bentuk ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, merusak sel-sel hospesdan membentuk sarang-sarang parasit. Beberapa mereka rupanya menjadi epimastigote. Bentuk amastigote berubah menjadi bentuk-bentuk trypomastigote yang masuk kembali ke dalam darah. Galur-galur yang berbeda, berbeda dalam virulensinya.Vektor-vektor T. c. cruzi adalah “kissing (conenose) bugs”, anggota-anggota hemiptera familia Reduviidae, subfamilia Triatominae. Parasit-parsit ini juga juga dapat berkembang menjadi stadium infektif di dalam kutu-kutu busuk. Setelah mereka dihisap oleh triatominae bersama-sama dengan darah makanannya, tripanosoma-tripanosoma masuk ke dalam usus tengah. Di situ mereka menjadi bentuk-bentuk amastigote yang berkembang biak dengan cara pembelahan jadi dua lalu menjadi trypomastigote metasiklik atau membentuk epimastigote. Bentuk-bentuk epimastigote berkembang biak lebih lanjut dengan cara pembelahan jadi dua dan melanjutkan, kedalam rektum. Di sini epimastigote-epimastigote mnjadi trypomastigote-trypomastigoe metsiklik yan dikeluarkan ke dalam tinja. Siklus hidupnya di dalam hospes avertebrata mkan waktu 6-15 hari atau lebih, tergantung dari spesies serangga atau stadiumnya dan juga temperaturnya. Trypomastigote-trypomastigote yang infektif dapat menembus selaput lender secara aktif. Triatominae umumnya berfekasi setelah makan dan kebanyakan infeksi pada orang terjadi di mana feses digosokkan ke dalam mata atau selaput-selaput lendir setelah ia menggigit. Hewan-hewan dapat terifeksi karena menjilat gigitan-gigitan mereka atau karena makan rodentia atau serangga (triatoma) yang terinfeksi. Penularan melalui transfusi darah atau melalui plasenta dapat terjadi, seperti juga dapat terjadi penularan secara oral dengan cara memakan mammalian atau vektor-vektor atau secara tidak sengaja makan bagian-bagian daripadanya, penularan melalui susu induknya yan terinfeksi, pencemaran melalui lalat, pencematran dengan air kemih atau air liur hewan-hewan yang terinfeksi berat atau melalui kecelakaan dalam laboratorium

Mekanisme Tranmisi
             Vektor penghisap darah yang terinfeksi misalnya species Reduviidae (kutu berhidung mancung, kissing bugs),  terutama berbagai species dari genera Triatoma, Rhodnius, Panstrongylus pada kotorannya ditemukan trypanosoma. Kutu ini membuang kotorannya pada saat mereka menghisap darah manusia atau mamalia lain sehingga terinfeksi karena kotoran segar dari serangga yang terinfeksi tersebut.Penularan dapat juga terjadi melalui transfusi darah

Sumber Infeksi
            Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan cara pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Triatoma. Hospes perantarannya adalah Triatoma infestans, Rhodnius prolixus dan panstrongylus megistus yang hidup di sela –sela dinding rumah yang terbuat dari papan atau batu.

Patologi dan Gejala Klinis
            Infeksi Trypanosoma cruzi biasanya dimulai dengan lesi pada tempat inokulasi disebut chagoma a. Orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau mungkin menunjukkan demam, anoreksia, atau masalah jantung. Jika gejala pada tahap, awal akut hadir, mereka cenderung menghilang dalam 2-3 bulan karena orang tersebut memasuki tahap kronis tanpa gejala yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun atau dekade. Gejala penyakit kronis, termasuk patologi hati dan saluran pencernaan, penurunan berat badan dan infeksi paru kemudian dapat berkembang dan bisa berakibat fatal.

Diagnosis
            Diagnosis ditegakkan dengan cara
menemukan parasit dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsi kelenjar limpa, hati, dan sumsum tulang.
Menemukan parasit pada pembiakan dalam medium N.N.N
Xenodiagnosis yaitu dengan percobaan serangga Triatoma atau cimex.
Selain itu ada bebrapa ujiimunodiagnostik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi adanya zat anti/antigen terhadap T.gambiense antara lain :
Uji aglutinasi card ( card agglutination test for trypanosomiasis atau CATT) yang banyak digunakan di lapangan
ELISA untuk mendeteksi adanya antigen tripanosoma di dalam serum dan cairan serebro-spinalis
Card Indirect Agglutination Test ( CIAT ) yang merupakan modifikasi ELISA dengan uji aglutinasi lateks.

Pencegahan
 Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan dan cara-cara pencegahannya.
Lakukan penyemprotan berkala dengan insektisida dengan efek residual terhadap rumah yang konstruksinya tidak sehat dan rumah yang beratap rumbia untuk membunuh vektor. Vektor juga dapat dibunuh dengan fumigan yang ditaruh dalam kontainer.
Membangun dan memperbaiki lingkungan permukiman untuk menghilangkan tempat perindukan vektor dan tempat berkembang biaknya binatang reservoir.
4. Gunakan kelambu, pada rumah yang ada vektornya.
5. Lakukan skrining terhadap darah dan organ tubuh dari donor yang pernah tinggal atau datang/berasal dari daerah-daerah endemis dengan menggunakan tes serologis yang tepat untuk mencegah penularan melalui tranfusi dan transplantasi, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara-negara Amerika Selatan. Menambahkan gentian violet (25 ml gentian violet 5.0% per 500 ml darah 24 jam sebelum digunakan) dapat mencegah penularan.







                                                                                                                           salam f kecil


Trichomonas Tenax



Hospes dan nama penyakit
            Sebuah protozoa yang hidup sebagai komensal di mulut. Hal ini biasanya ditemukan di sekitar karang gigi pada gigi atau cacat gigi karies.Trichomonas Tenax adalah menyalahi protozoa yang merupakan parasit amandel mulut, dan paru-paru dari vertebrata, termasuk Homo sapiens. Trichomonads juga parasitize pencernaan manusia dan saluran reproduksi. Namun, spesies yang berbeda dari Trichomonas mendiami setiap situs dan setiap spesies adalah khusus situs (ke habitat yang mereka telah beradaptasi). Itu berarti bahwa infeksi pada satu situs tidak akan menyebar ke situs yang berbeda dan dipertahankan. Dengan kata lain, Trichomonas dari mulut tidak akan bertahan dalam saluran pencernaan, dan sebaliknya
Ciri – ciri Trichomonas Tenax
  1. hanya memiliki tahap tropik 
  2. bujur sel 5um untuk 16um panjang
  3. 2-15um lebar
  4. 4 flagela bebas anterior,
  5. kelimamelengkung di sekitar sel Costa membedakan struktur 
Klasifikasi Trichomonas Tenax
Kingdom         : Animalia
Filum                : Protozoa      
Klas                 : Zoomastigophora
Ordo                : Mastigophora
Genus               : Trichomonas
Species                        : tenax
Penyebaran / Distribusi geografi
            Penyebaran penyakit ini ditemukan secara kosmopolit, termasuk di indonesia
Habitat
            Habitat trichomonas Tenax berada di mulut monyet dan manusia tetapi tidak memiliki efek patogen selain itu patogen ini  ditemukan di karang gigi pada gigi atau gigi cacat karier.
Morfologi
            Trichomonas yang kecil,dengan ukuran antara 5-10 µ x 4-6 µ. Bentuknya mirip dengan Trichomonas yang lain,perbedaannya adalah sebagai berikut: ukurannya lebih kecil, axonema lebih panjang dan kecil, Parabasa apparatus (blepharoplas) lebih anterior/kede­pan, dari blepharoplas keluar 4 buah flagella ; membran bergelombang 2/3 panjang tubuh, flagella bebas tidak ada.
Mekanisme Tranmisi
            Parasit ini apatogen, infeksi terjadi dengan bentuk trofozoit secara kontak langsung atau melalui alat makan dan minuman.
Sumber Infeksi
            Kebersihan gigi yang tidak terjaga sehingga parasit ini dapat mengganggu kondisi gigi dan mulut.
Diagnosis
            Diagnosa laboratorium dengan membuat preparat dari nanah/kotoran.
Pencegahan
            Pencegahannya adalah dengan mengganggu transmisi yang dicapai meskipun kebersihan meningkat dan kondisi sanitasi yang lebih baik.




                                                                                                                            salam f  kecil

Trichomonas Hominis



Hospes
Manusia merupakan hospes parasit ini dan hospes reservoar 

Ciri – ciri Trichomonas Hominis
            Memiliki sejumlah variabel flagela anterior (tiga sampai lima) tetapi biasanya lima. Para flagela posteria terpasang oleh membran bergelombang yang menjalankan panjang penuh dari sel

Klasifikasi Trichomonas Hominis
Kingdom         : Animalia
Filum                : Protozoa      
Klas                 : Zoomastigophora
Ordo                : Mastigophora
Genus               : Trichomonas
Species                        : Hominis

Penyebaran / Distribusi geografi
            Penyebaran penyakit ini ditemukan secara kosmopolit, termasuk di indonesia

Habitat
            Sekum dan kolon manusia,  primata lain, anjing dan kucing. 

 Morfologi
T. hominis tidak memiliki tahap fibrosis. Para trofozoit ukuran dari 5-15m panjang oleh 7-10m dengan lebar. Bentuknya pyriform dan memiliki axostyle yang berlangsung dari inti di tengah-tengah tubuh dan meluas dari ujung tubuh dan membran bergelombang yang memperpanjang seluruh panjang tubuh dan proyek dari tubuh seperti flagela gratis. Memiliki 4 flagela gratis dan inti tunggal pada akhir anterior.

 Siklus hidup
Trophozoites Hanya hominis Pentatrichomonas adalah gudang dalam kotoran. Karena tidak ada tahap kista dikenal untuk spesies ini. 
Infeksi terjadi setelah menelan trophozoites dalam tinja terkontaminasi makanan atau air, atau pada fomites 
Pentatrichomonas berada di usus besar, di mana ia dianggap sebagai komensal dan tidak diketahui menyebabkan penyakit

Mekanisme Tranmisi
            Parasit ini mungkin bertahan lingkungan asam lambung oleh konsumsi bersama dengan beberapa zat pelindung seperti susu. Setelah melewati perut, mereka cenderung untuk tinggal di wilayah cecal usus besar di mana memakan bakteri.
Sumber Infeksi
            Parasit ditularkan melalui rute oral-fekal yang terkontaminasi melalui makanan, air dan terbang Infeksi dll 

Diagnosis
             Pada tinja segar lulus mereka dapat diakui oleh motilitas disediakan oleh gerakan karakteristik dari flagela dan pemukulan ritmik dari membran bergelombang. Organisme ini agak kecil sulit untuk melihat dalam spesimen segar dan mudah diabaikan dalam persiapan ternoda.

Pencegahan
            Pencegahannya adalah dengan mengganggu transmisi yang dicapai meskipun kebersihan meningkat dan kondisi sanitasi yang lebih baik.Pengobatan tidak diperlukan. 







                                                                                                                       salam  f  kecil

Leishmania tropica



Hospes dan penyakit
            Parasit ini penyebab penyakit Leismaniasis kulit  atau Oriental sore. Hospes definitifnya adalah manusia dan  hospes reservoarnya adalah anjing. Dibeberapa daerah, penyakit ini dapat merupakan penyakit pada anjing yang sewaktu-waktu dapat ditularkan kepada manusia. Lalat Phlebotomusmerupakan hospes perantara atau vektornya.

Ciri-ciri Leismania tropica
            Ciri – ciri bentuk amastigot sebagai berikut :
1.      intraseluler dalam darah (RES)
2.      Bulat lonjong,  2-3  m.
3.      Inti eksentrik, aksonema.
4.      Kinetoplas, tidak berflagel.
Ciri- ciri bentuk Promastigot sebagai berikut  :
1.      Dalam tubuh lalat.
2.      Kumparan,  15-25 x 1,5-3,5  m.
3.      Inti sentral, kinetoplas, berflagel

Klasifikasi Leismania tropica
Kingdom                     : Protista
Subkingdom                : Protozoa
Phylum                        : Sarcomastigophora
Class                            : Zoomastigophora
Order                           : Kinetplastida
Family                         : Trypanosomatidae
Section                        : Salivaria
Genus                          : Leishmania
Species                        : Donovani, tropica, mexicana, braziliensis

Penyebaran / Distribusi geografi
            Penyebaran dari parasit ini hampir sama dengan Leismaniasis donovani, hanya saja dilaporkan bahwa tidak ditemukan satu daerah yang  sama kedua parasit ini secara bersamaan.
Eropa               : Sepanjang pantai mediterania 
Afrika               : Barat,Sudan,Tunisia,Ethiopia.
Asia                 : Asia Tengah, India, Israell, Turki dan lain-lain.
Amerika           :Amerika Tengah dan Selatan.


Habitat Leismania tropica
            Habitat Leismania berada Lalat pasir muncul juga terjebak di luar gua tertutup, mungkin tiba dari gua-gua lain atau dari kecil, retak tersembunyi di tepian berbatu dekat. Dinding pendukung buatan manusia dibangun dengan batu-batu besar juga diidentifikasi sebagai habitat bagi pemuliaan Ph Sergenti meskipun kurang penting dibandingkan gua

Morfologi
Leishmania  tropica berbentuk oval, berdiameter  2 mikron atau dengan ukuran 3-4 x  2  mikron, tidak mempunyai flagella, terdapat  axonema, 1 nukleus, 1 blefaroplas dan 1 kinetoplas. Bila  organisme  tersebut diwarnai dengan  Giemsa  atau Wright, maka nukleus dan kinetoplas akan  berwarna merah, sedang sitoplasma akan berwarna biru. Stadium leishmania hanya terdapat didalam tubuh tuan rumah (manusia), leishmania hidup intra selluler dan berkembang  biak dengan membelah diri.
 Morfologi parasit ini Cara infeksi sama yaitu pada manusia, parasit ini hidup intraseluler dalam darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel(RE) sebagai stadium amastigot. Parasit ini berkembang biak secara belah pasang dan berukuran kira-kira  2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh oleh parasit, sehingga sel itu pecah. Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi, kemudian masuk atau mencari sel RE yang lain, sehingga stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limfe viseral. Di lambung phlebotomus, stadium amastigot ini berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke probosis. Infeksi terjadi dengan tusukan lalat phlebotomus yang memasukan stadium promastigot melalui probosisnya kedalam badan manusia.
                                                
Siklus Hidup

1.  Sandfly menggit kulit manusia dan mengenfeksikan fase promastigote   pada protozoa ke dalam minang.
2.  Macrophage akan memphagositosit promastigote
3.  Di dalam Macrohage,promastogote akan berkembang menjadi Amastigote
4.  Amastigote terus memperbanyak diri di dalam sehingga macrophage pecah dan terjadi penyebaran pada macrophage lain.
5.   (Fase pada Sandfly)Sandfly minggigit manusia yang terinfeksi,tahap amastogote di manusia.
6.   Berkembangbiak dan bertambah banyak di usus lalat pasir.
7.   Amastigote kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap promastigote di dalam midgut.
8.  Dari midgut akan masuk menuju kelenjar ludah sandfly.
Siklus hidup Leishmania tropica adalah identik dengan parasit terkait lainya dari genis yang sama dan meliputi baik sebuah amastigoThe life cycle of Leishmania Tropica is identical to that of other related parasites of the same genus and includes both an amastigote and a promastigote stage.te dan tahap promastigote. The sand flies inject the infective stage of promastigote.[1] The promastigote stage is considered to be part of the infective stage, in which a sand fly infects a host with the parasite through feeding.[1] The amastigote is part of the tissue stage in which the parasite transforms after being engulfed by a macrophage.[1] Pasir lalat menyuntikkan tahap infektif promastigote. Tahap promastigote dianggap bagian dari tahap infeksi, di mana lalat pasir menginfeksi host dengan parasit melalui makan. amastigote ini merupakan bagian dari jaringan tahap di mana parasit mengubah setelah ditelan oleh makrofag seorang.


Mekanisme Tranmisi
             Parasit yang ada di organ seperti hati dan limpa tidak dapat diakses untuk lalat pasir. Amastigotes adalah parasit intraseluler ditemukan di phagolysosomes makrofag dan fagosit lain dan penyerapan mereka oleh lalat pasir bloodfeeding dibantu oleh aksi pemotongan dari mulut. Jadi lalat pasir pengumpan kolam, yang berarti mereka memasukkan gergaji seperti mereka mulut ke dalam kulit, dan mengagitasi mereka untuk menghasilkan luka kecil di mana darah mengalir dari kapiler superfisial

Sumber Infeksi
            Anjing, gerbil dan binatang pengerat l;ainnya merupakan sumber infeksi yang penting bagi manusia. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya transmisi antara penderita dan vektor dianjurkan untuk menutup luka pada penderita

Patologi dan Gejala Klinis
Ada 2 tipe Leismaniasis ,yaitu:
1.      Leismaniasis tipe kering atau tipe Urban yang menyebabkan penyakit kronis.
2.      Leismaniasis kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut. Masa tunas dari penyakit ini 2 minggu sampai 3 tahun.
Pada manusia, Mula-mula berbentuk makula dan kemudian menjadi papula. Papula lalu pecah, lalu  terjadi ulkus yang dapat sembuh sendiri  dalam bederapa bulan dan meninggalkan perut yang kecil. Bila terjadi infeksi  sekunder oleh bakteri dapat timbul gejala umum seperti demam, menggigil, jika ulkus sembuh akan meninggalkan perut yang besar. Ulkus pada Leismaniasis dapat sembuh sendiri  dalam beberapa bulan tanpa diobati.

Diagnosis
Diagnosis dapat dibedakan dengan cara:
1.      Menemukan parasit dalam sediaan apus yang diambil dari tepi ulkus atau dari sediaan biopsi.
2.      Pembiakan dalam medium N.N.N (Novy-Mace Neal-Necolle).
3.      Reaksi immonulogi

Pencegahan
            The best method is insecticide spraying to kill the vector, or transport host the san fly.[5] Travelers should wear protective clothing and us Metode terbaik adalah penyemprotan insektisida untuk membunuh vektor. Orang yang melakukan perjalanan jauh di daerah endemi harus mengenakan pakaian pelindung dan menggunakan anti serangga. Bed nets and screen doors and windows should be used as well.Kelambu dan pintu dan jendela pada rumah harus dimaksimalkan. The netting must be very fine in order to be effective, as sand flies are about one third the size of mosquitoes.[7] Jaring harus sangat baik untuk menjadi efektif, sebagai lalat pasir sekitar satu ukuran sepertiga dari nyamuk.

Pengobatan
 Untuk leishmaniasis kulit diberi salep yang mengandung paromomisin dan aloporinol. Bila terjadi luka multipel atau luka sudah lanjut, diberi neostibosan. Pengobatan lokal diberikan bila hanya 1 atau 2 ulkus saja. Bila ulkus didaerah muka pada daerah endemik tidak diberi pengobatan, agar timbul kekebalan, tapi pada daerah non endemik pengobatan harus segera diberikan.


                                                                                                     salam f  kecil