Senin, 13 Mei 2013

Trypanosoma Cruzi


Trypanosoma Cruzi

Hospes dan nama penyakit
            Manusia merupakan hospes parasit ini dan hospes reservoar adalah binatang peliharaaan ( anjing dan kera ) atau binatang ( tupai, armadillo, kera dan lain-lain). Triatoma penyakitnya disebut tripanosoma Amerika atau penyakit chagas.

Ciri – ciri Trypanosoma Cruzi
Ciri-ciri trypanosoma cruzi sebagai berikut :
Berbentuk darah, kurva parasitemia, virulensi, patogenitas dan sensitivitas terhadap obat. 
sel permukaan membran dan distribusi band di SDS-Page elektroforesis gel serta antibodi monoklonal. Cross-reaksi serta saring antigen tertentu telah terdeteksi.

Klasifikasi Trypanosoma Cruzi
Kingdom                     : Protista
Subkingdom                : Protozoa
Phylum                        : Sarcomastigophora
Subphlum                    : Mastigophora
Class                            : Zoomastigophora
Order                           : Kinetplastida
Family                         : Trypanosomatidae
Section                        : Stercoraria
Genus                          : Trypanosoma
Species                        : Cruzi

Penyebaran / Distribusi geografi
            Penyakit ini tersebar dibelahan bumi bagian Barat dengan distribusi yang luas dipedalaman Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Habitat Trypanosoma Cruzi
            Habitat trypanosoma cruzi terdapat pada tikus hutan (woodrat) di negara bagian Amerika Serikat Barat Daya (Texas, Arizona, New Mexico, California Selatan); ia juga terdapat pada raccoon, opossum, skunk,dan rubah abu-abu di negara bagian tenggara.

Morfologi
            Morfologi Trypanosoma  dalam darah tampak sebagai flagelata yang pipih panjang(kira-kira 15-20 mikron), berujung runcing di bagian posterior, mempunyai flagel kurang dari sepertiga panjang tubuh, mempunyai sitoplasma dengan granula inti di tengah yang berwarna tua, serta terdapat kinetoplast.Morfologi yang seperti ini dapat membuat  Trypanosoma bergerak aktif secara berombak dan memutar disebabkan oleh flagel kontraktilnya.

Siklus Hidup
            Meskipun bentuk tripomasgote T. c. cruzi biasa ditemukan di dalam darah pada stadium awal penyakit Chagas, ia tidak erkembang biak dalam bentuk ini. Bentuk-bentuk tripomasgote masuk ke dalam sistem sel-sel retikulo endothelial, otot-otot bergaris, dan terutama otot jantung di mana mereka membulat dan menjadi bentuk amastigote. Bentuk ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, merusak sel-sel hospesdan membentuk sarang-sarang parasit. Beberapa mereka rupanya menjadi epimastigote. Bentuk amastigote berubah menjadi bentuk-bentuk trypomastigote yang masuk kembali ke dalam darah. Galur-galur yang berbeda, berbeda dalam virulensinya.Vektor-vektor T. c. cruzi adalah “kissing (conenose) bugs”, anggota-anggota hemiptera familia Reduviidae, subfamilia Triatominae. Parasit-parsit ini juga juga dapat berkembang menjadi stadium infektif di dalam kutu-kutu busuk. Setelah mereka dihisap oleh triatominae bersama-sama dengan darah makanannya, tripanosoma-tripanosoma masuk ke dalam usus tengah. Di situ mereka menjadi bentuk-bentuk amastigote yang berkembang biak dengan cara pembelahan jadi dua lalu menjadi trypomastigote metasiklik atau membentuk epimastigote. Bentuk-bentuk epimastigote berkembang biak lebih lanjut dengan cara pembelahan jadi dua dan melanjutkan, kedalam rektum. Di sini epimastigote-epimastigote mnjadi trypomastigote-trypomastigoe metsiklik yan dikeluarkan ke dalam tinja. Siklus hidupnya di dalam hospes avertebrata mkan waktu 6-15 hari atau lebih, tergantung dari spesies serangga atau stadiumnya dan juga temperaturnya. Trypomastigote-trypomastigote yang infektif dapat menembus selaput lender secara aktif. Triatominae umumnya berfekasi setelah makan dan kebanyakan infeksi pada orang terjadi di mana feses digosokkan ke dalam mata atau selaput-selaput lendir setelah ia menggigit. Hewan-hewan dapat terifeksi karena menjilat gigitan-gigitan mereka atau karena makan rodentia atau serangga (triatoma) yang terinfeksi. Penularan melalui transfusi darah atau melalui plasenta dapat terjadi, seperti juga dapat terjadi penularan secara oral dengan cara memakan mammalian atau vektor-vektor atau secara tidak sengaja makan bagian-bagian daripadanya, penularan melalui susu induknya yan terinfeksi, pencemaran melalui lalat, pencematran dengan air kemih atau air liur hewan-hewan yang terinfeksi berat atau melalui kecelakaan dalam laboratorium

Mekanisme Tranmisi
             Vektor penghisap darah yang terinfeksi misalnya species Reduviidae (kutu berhidung mancung, kissing bugs),  terutama berbagai species dari genera Triatoma, Rhodnius, Panstrongylus pada kotorannya ditemukan trypanosoma. Kutu ini membuang kotorannya pada saat mereka menghisap darah manusia atau mamalia lain sehingga terinfeksi karena kotoran segar dari serangga yang terinfeksi tersebut.Penularan dapat juga terjadi melalui transfusi darah

Sumber Infeksi
            Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan cara pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Triatoma. Hospes perantarannya adalah Triatoma infestans, Rhodnius prolixus dan panstrongylus megistus yang hidup di sela –sela dinding rumah yang terbuat dari papan atau batu.

Patologi dan Gejala Klinis
            Infeksi Trypanosoma cruzi biasanya dimulai dengan lesi pada tempat inokulasi disebut chagoma a. Orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau mungkin menunjukkan demam, anoreksia, atau masalah jantung. Jika gejala pada tahap, awal akut hadir, mereka cenderung menghilang dalam 2-3 bulan karena orang tersebut memasuki tahap kronis tanpa gejala yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun atau dekade. Gejala penyakit kronis, termasuk patologi hati dan saluran pencernaan, penurunan berat badan dan infeksi paru kemudian dapat berkembang dan bisa berakibat fatal.

Diagnosis
            Diagnosis ditegakkan dengan cara
menemukan parasit dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsi kelenjar limpa, hati, dan sumsum tulang.
Menemukan parasit pada pembiakan dalam medium N.N.N
Xenodiagnosis yaitu dengan percobaan serangga Triatoma atau cimex.
Selain itu ada bebrapa ujiimunodiagnostik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi adanya zat anti/antigen terhadap T.gambiense antara lain :
Uji aglutinasi card ( card agglutination test for trypanosomiasis atau CATT) yang banyak digunakan di lapangan
ELISA untuk mendeteksi adanya antigen tripanosoma di dalam serum dan cairan serebro-spinalis
Card Indirect Agglutination Test ( CIAT ) yang merupakan modifikasi ELISA dengan uji aglutinasi lateks.

Pencegahan
 Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan dan cara-cara pencegahannya.
Lakukan penyemprotan berkala dengan insektisida dengan efek residual terhadap rumah yang konstruksinya tidak sehat dan rumah yang beratap rumbia untuk membunuh vektor. Vektor juga dapat dibunuh dengan fumigan yang ditaruh dalam kontainer.
Membangun dan memperbaiki lingkungan permukiman untuk menghilangkan tempat perindukan vektor dan tempat berkembang biaknya binatang reservoir.
4. Gunakan kelambu, pada rumah yang ada vektornya.
5. Lakukan skrining terhadap darah dan organ tubuh dari donor yang pernah tinggal atau datang/berasal dari daerah-daerah endemis dengan menggunakan tes serologis yang tepat untuk mencegah penularan melalui tranfusi dan transplantasi, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara-negara Amerika Selatan. Menambahkan gentian violet (25 ml gentian violet 5.0% per 500 ml darah 24 jam sebelum digunakan) dapat mencegah penularan.







                                                                                                                           salam f kecil


Tidak ada komentar:

Posting Komentar