Trypanosoma
Cruzi
Hospes
dan nama penyakit
Manusia merupakan hospes parasit ini dan hospes reservoar
adalah binatang peliharaaan ( anjing dan kera ) atau binatang ( tupai,
armadillo, kera dan lain-lain). Triatoma penyakitnya disebut tripanosoma
Amerika atau penyakit chagas.
Ciri
– ciri Trypanosoma Cruzi
Ciri-ciri trypanosoma
cruzi sebagai berikut :
Berbentuk darah, kurva
parasitemia, virulensi, patogenitas dan sensitivitas terhadap obat.
sel permukaan membran
dan distribusi band di SDS-Page elektroforesis gel serta antibodi
monoklonal. Cross-reaksi serta saring antigen tertentu telah terdeteksi.
Klasifikasi
Trypanosoma Cruzi
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphlum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Kinetplastida
Family : Trypanosomatidae
Section : Stercoraria
Genus : Trypanosoma
Species : Cruzi
Penyebaran
/ Distribusi geografi
Penyakit ini tersebar dibelahan bumi bagian Barat dengan
distribusi yang luas dipedalaman Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Habitat
Trypanosoma Cruzi
Habitat trypanosoma cruzi terdapat pada tikus hutan
(woodrat) di negara bagian Amerika Serikat Barat Daya (Texas, Arizona, New
Mexico, California Selatan); ia juga terdapat pada raccoon, opossum, skunk,dan
rubah abu-abu di negara bagian tenggara.
Morfologi
Morfologi Trypanosoma
dalam darah tampak sebagai flagelata yang pipih panjang(kira-kira 15-20
mikron), berujung runcing di bagian posterior, mempunyai flagel kurang dari
sepertiga panjang tubuh, mempunyai sitoplasma dengan granula inti di tengah
yang berwarna tua, serta terdapat kinetoplast.Morfologi yang seperti ini dapat
membuat Trypanosoma bergerak aktif
secara berombak dan memutar disebabkan oleh flagel kontraktilnya.
Siklus
Hidup
Meskipun bentuk tripomasgote T. c. cruzi biasa ditemukan
di dalam darah pada stadium awal penyakit Chagas, ia tidak erkembang biak dalam
bentuk ini. Bentuk-bentuk tripomasgote masuk ke dalam sistem sel-sel retikulo
endothelial, otot-otot bergaris, dan terutama otot jantung di mana mereka
membulat dan menjadi bentuk amastigote. Bentuk ini berkembang biak dengan cara
pembelahan biner, merusak sel-sel hospesdan membentuk sarang-sarang parasit.
Beberapa mereka rupanya menjadi epimastigote. Bentuk amastigote berubah menjadi
bentuk-bentuk trypomastigote yang masuk kembali ke dalam darah. Galur-galur yang
berbeda, berbeda dalam virulensinya.Vektor-vektor T. c. cruzi adalah “kissing
(conenose) bugs”, anggota-anggota hemiptera familia Reduviidae, subfamilia
Triatominae. Parasit-parsit ini juga juga dapat berkembang menjadi stadium
infektif di dalam kutu-kutu busuk. Setelah mereka dihisap oleh triatominae
bersama-sama dengan darah makanannya, tripanosoma-tripanosoma masuk ke dalam
usus tengah. Di situ mereka menjadi bentuk-bentuk amastigote yang berkembang
biak dengan cara pembelahan jadi dua lalu menjadi trypomastigote metasiklik
atau membentuk epimastigote. Bentuk-bentuk epimastigote berkembang biak lebih
lanjut dengan cara pembelahan jadi dua dan melanjutkan, kedalam rektum. Di sini
epimastigote-epimastigote mnjadi trypomastigote-trypomastigoe metsiklik yan
dikeluarkan ke dalam tinja. Siklus hidupnya di dalam hospes avertebrata mkan
waktu 6-15 hari atau lebih, tergantung dari spesies serangga atau stadiumnya
dan juga temperaturnya. Trypomastigote-trypomastigote yang infektif dapat
menembus selaput lender secara aktif. Triatominae umumnya berfekasi setelah
makan dan kebanyakan infeksi pada orang terjadi di mana feses digosokkan ke
dalam mata atau selaput-selaput lendir setelah ia menggigit. Hewan-hewan dapat
terifeksi karena menjilat gigitan-gigitan mereka atau karena makan rodentia
atau serangga (triatoma) yang terinfeksi. Penularan melalui transfusi darah
atau melalui plasenta dapat terjadi, seperti juga dapat terjadi penularan secara
oral dengan cara memakan mammalian atau vektor-vektor atau secara tidak sengaja
makan bagian-bagian daripadanya, penularan melalui susu induknya yan
terinfeksi, pencemaran melalui lalat, pencematran dengan air kemih atau air
liur hewan-hewan yang terinfeksi berat atau melalui kecelakaan dalam
laboratorium
Mekanisme
Tranmisi
Vektor penghisap
darah yang terinfeksi misalnya species Reduviidae (kutu berhidung mancung,
kissing bugs), terutama berbagai species
dari genera Triatoma, Rhodnius, Panstrongylus pada kotorannya ditemukan
trypanosoma. Kutu ini membuang kotorannya pada saat mereka menghisap darah
manusia atau mamalia lain sehingga terinfeksi karena kotoran segar dari
serangga yang terinfeksi tersebut.Penularan dapat juga terjadi melalui
transfusi darah
Sumber
Infeksi
Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dan cara
pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Triatoma. Hospes
perantarannya adalah Triatoma infestans, Rhodnius prolixus dan panstrongylus
megistus yang hidup di sela –sela dinding rumah yang terbuat dari papan atau
batu.
Patologi
dan Gejala Klinis
Infeksi Trypanosoma cruzi biasanya dimulai dengan lesi
pada tempat inokulasi disebut chagoma a. Orang yang terinfeksi mungkin tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi atau mungkin menunjukkan demam, anoreksia, atau
masalah jantung. Jika gejala pada tahap, awal akut hadir, mereka cenderung
menghilang dalam 2-3 bulan karena orang tersebut memasuki tahap kronis tanpa
gejala yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun atau dekade. Gejala
penyakit kronis, termasuk patologi hati dan saluran pencernaan, penurunan berat
badan dan infeksi paru kemudian dapat berkembang dan bisa berakibat fatal.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan cara
menemukan parasit dalam
darah pada waktu demam atau dalam biopsi kelenjar limpa, hati, dan sumsum
tulang.
Menemukan parasit pada
pembiakan dalam medium N.N.N
Xenodiagnosis yaitu
dengan percobaan serangga Triatoma atau cimex.
Selain itu ada bebrapa
ujiimunodiagnostik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi adanya zat
anti/antigen terhadap T.gambiense antara lain :
Uji aglutinasi card (
card agglutination test for trypanosomiasis atau CATT) yang banyak digunakan di
lapangan
ELISA untuk mendeteksi
adanya antigen tripanosoma di dalam serum dan cairan serebro-spinalis
Card Indirect
Agglutination Test ( CIAT ) yang merupakan modifikasi ELISA dengan uji
aglutinasi lateks.
Pencegahan
Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
cara-cara penularan dan cara-cara pencegahannya.
Lakukan penyemprotan
berkala dengan insektisida dengan efek residual terhadap rumah yang
konstruksinya tidak sehat dan rumah yang beratap rumbia untuk membunuh vektor.
Vektor juga dapat dibunuh dengan fumigan yang ditaruh dalam kontainer.
Membangun dan
memperbaiki lingkungan permukiman untuk menghilangkan tempat perindukan vektor
dan tempat berkembang biaknya binatang reservoir.
4. Gunakan kelambu,
pada rumah yang ada vektornya.
5. Lakukan skrining
terhadap darah dan organ tubuh dari donor yang pernah tinggal atau
datang/berasal dari daerah-daerah endemis dengan menggunakan tes serologis yang
tepat untuk mencegah penularan melalui tranfusi dan transplantasi, sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara-negara Amerika Selatan.
Menambahkan gentian violet (25 ml gentian violet 5.0% per 500 ml darah 24 jam
sebelum digunakan) dapat mencegah penularan.
salam f kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar