Leishmania Braziliensis
Hospes dan nama penyakit
Manusia
merupakan hospes definitif parasit ini dan lalat phlebotomus berperan sebgai hospes perantara. Penyakit yang
disebbagkan oleh parasit ini disebut leismaniasis Amerika atau Espundia.
Penyakit ini dapat dibagi menjadi tiga tipe menurut “strain” yang
menyebabkannya, yaitu 1. Tipe ulkus meksiko dengan lesi yang terbatas pada
telinga. Penyakitnya menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya kecil-kecil dan
tidak menyebar ke mukosa lainnya. 2. Tipe uta, lesi kulit yang menyerupai
“oriental sore”, pada lesi yang dini lebih banyak ditemukan parsitnya daripada
lesi yang sudah lama.
Ciri-ciri Leishmania Brasiliensis
- Berbentuk lonjong
dengan ukuran 2 -6 kali .
- Tidak memiliki
flagel .
- Pada ujung
posterior terdapat inti berbentuk
gelembung .
- Pada anterior terdapat kinetoplas
dengan ukuran yang berbeda .
Klasifikasi Leismania Brasiliensis
Kingdom
: Protista
Subkingdom
: Protozoa
Phylum
: Sarcomastigophora
Class
:
Zoomastigophora
Order
: Kinetplastida
Family
: Trypanosomatidae
Section
: Salivaria
Genus
: Leishmania
Species
: Braziliensis
Penyebaran / Distribusi geografi
Penyakit
ini ditemukan di Amerika Tengah dan selatan ( mulai dari Guatemala sampai ke
Argentina bagaian Utara dan Paraguay ). Di Indonesia penyakit ini belum
ditemukan.
Habitat Leishmania Brasiliensis
Habitat ini berada pada pinggiran
hutan dan banyak terdapat pada orang dewasa laki-laki yang bekerja di hutan.
Sedanjgkan di brazil di duga hospesnya adalah binatang liar.
Morfologi
Morfologi
parasit ini tidak dapat dibedakan dari L.Donovani dan L.tropica. Stadium
amastigot hidup dalam sel RE di bawah kulit pada “porte d’entree” dan menyebar
ke selaput lendir ( mukosa ) yang berdekataan seperti mulut, hidung, dan tulang
rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada lalat phlebotomus sebagai
bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan dalam biakan N.N.N
Siklus Hidup
- Sandfly
menggigit kulit manusia dan menginfeksikan fase proma stigote pada prozoa
kedalam inang.
- Macrophage
akan memphagositosit proma stigote.
- Di
dalam macrophage promastogote akan berkembang menjadi amastigote.
- Amastigote
terus memperbanyakdiri di da la m sel hingga macrophage pecah da n terjadi
penyebaran pada macrophage lain.
- (fase pada sandfly) sandfly menggigit manusia yang
terinfeksi , tahap amastigote di manusia.
- Berkembang
biak dan bertambah banyak di usus lalat pasir.
- Amastigote
kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap promastigte di
dalam midgut.
- Dari masuk menuju kelenjar ludah sandfly
Patologi dan Gejala Klinis
Masa tunas penyakit ini berlangsung
beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada “porte de’entree” terjadi hiperplasi
sel RE yang mengandung stadium amastigot. Kemudian timbul makula dan papula,
setelah itu papula pecah dan terjadi ulkus. Parasit yang keluar bersama sekret
ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Saluran limfe tersumbat dan
terjadilah nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri merupakan penyulit, sehingga
terjadi destruksi tulang rawan pada hidung atau telinga. Penyakit ini
berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak diobati dapat sembuh sendiri. Ulkus
dapat sembuh sendiri dengan meninggalkan parut.
Lesi terjadi pada tipe uta, sa,a
bentuknya sengan tipe meksiko, hanya predileksi pada telinga kurang dan jarang
menghinggapi selaput lendir. Masa tunas pada tipe espundia adalah 2 – 3 bulan
dan biasanya lesi pertama terjadi pada kulit dan mungkin terdapat selaput
lendir, baru setelah kira-kira satu tahun terjadi lesi sekunder yang dapat
menyebakan cacat.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan
Menemukan
parasit dalam sediaan apus atau sediaan biopsi dari tepi ulkus
Pembiakan
dalam medium N.N.N
Reaksi
Imunologi
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan
Membasmi
koloni gerbil ( hospes reservoar )
Menghilangkan
sumber makanan gerbil dengan membuang semak-semak
Mencegah
pertumbuhannya kembali dengan cara menanami pohon di tempat tersebut.
Pengobatan
Terapi intravena dalam etilstibamin
harus dilakukan dengan segera setelah diagnosis dibuat, mengingat luka mukokuta
yang deduktif. Natrium antimonium tartrat dan stibofen dapat digunakan dalam
pengobatan secara berturut-turut. Amfoterisin B juga mempunyai nilai
terapeutik.
Antibiotik diberikan bila terdapat
infeksi sekunder oleh bakteri.
salam f kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar