Giardia Lamblia
Hospes dan nama penyakit
Manusia adalah hospes alamiah G.lamblia spesies dengan morfologi yang
sama ditemukan pada berbagai hewan.Penyakitnya disebut giardiasis.Giardiasis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia lamblia atau dikenal juga
sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis atau Lamblia intestinalis.
Ciri-ciri Giardia Lamblia
G.lamblia memiliki ciri –ciri :
1.
Ukuran 9 – 20 μm, lebar 5-15 μm.
2.
Berbentuk seperti pear atau hati
3.
Memiliki dua buah inti
4.
Memiliki 4 pasang flagella
Klasifikasi
Kingdom : Protista
Subkingdom
: Protozoa
Phylum :
Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order :
Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus :
Giardia
Species : lamblia
Penyebaran /
Distribusi geografi
G.lamblia
adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering ditemukan di daerah
beriklim panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga ditemukan
di Indonesia.
Habitat
G.lamblia ditemukan di tanah,
air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang
terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang terkontaminasi
yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan
kimia.
Morfologi
Morfologi
G.lamblia ada 2 yaitu bentuk Kista dan trofozoit.
Bentuk kista memiliki ciri-ciri :
Berbentuk
oval
- Ukuran panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm.
- Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit.
- Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal fibers.
Bentik trofozoit memiliki ciri-ciri
- Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm.
- Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati.
- Memiliki sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral.
- Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
Siklus
Hidup
Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia
mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam
usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui
feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi
atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah
itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih
8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc
yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium
trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal
tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar
tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan
lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.
Mekanisme Tranmisi
Giardia lamblia dapat ditemukan
pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk manusia. Protozoa
ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun oral-anal. Banyak sumber
air seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa ini sebagai akibat dari
kontaminasi oleh feses manusia dan hewan. Transmisi G.lamblia umum terjadi pada
orang yang memiliki risiko tinggi seperti anak-anak yang berada di tempat
penitipan anak, wisatawan yg mengunjungi beberapa area, homoseksual, dan orang
yg sering berhubungan dengan hewan-hewan tertentu.
Sumber Infeksi
Giardiasis
disebabkan oleh menelan kista infektif. Ada beberapa mode transmisi,
termasuk orang-ke-orang, yang terbawa air, dan kelamin . Orang-ke-orang transmisi menyumbang
mayoritas infeksi Giardia dan biasanya berhubungan dengan kebersihan
yang buruk dan sanitasi. Terbawa air transmisi dikaitkan dengan konsumsi
air yang terkontaminasi
Patologi dan Gejala Klinis
Adanya G.lamblia pada hospes yang dengan batil
isapnya melekat pada mukosa duodenum dan yeyunum tidak selalu menimbulkan
gejala. Bila timbul kelainan hanya berupa iritasi yang disebabkan oleh
melekatnya parasit pada mukosa dengan batil ispnya. Lesi berupa vilus menjadi
lebih pendek dan peradangan pada kripta dan lamina propria seperti tampak pada
sindroma malabsorpsi . Tidak diketahui apakah kelainan mukosa oleh giardia disebabkan faktor mekanik, toksik atau faktor
lainnya. Infeksi giardia dapat
menyebabkan diare, disertai steatore karena gangguan absorpsi lemak. Selain
daripada itu juga ada gangguan absorpsi karoten, folat, dan vitamin B12.
Penyerapan bilirubin oleh giardia
menghambat aktivitas lipase pankreatik. Kelainan fungsi usus kecil ini disebut
sindrom malabsorpsi yang menimbulkan gejala kembung, abdomen membesar dan
tegang, mual, anoreksia, feses banyak dan berbau busuk dan mungkin penurunan
berat badan.
Diagnosis dan Terapi
Identifikasi kista atau trophozoites
dalam sampel tinja memberikan diagnosis. Pedoman
dasar membutuhkan setidaknya tiga sampel tinja, yang akan diuji selama beberapa
hari, karena ekskresi kista terjadi sebentar-sebentar semua sampel mungkin
tidak mengandung parasit. Gunung
langsung serta prosedur konsentrasi dapat digunakan. Sampel cairan duodenum atau biopsi
dapat mengungkapkan trophozoites.Teknik antibodi fluoresen langsung digunakan
untuk mendeteksi rendahnya jumlah kista. Enzyme
immunoassay digunakan untuk mendeteksi antigen dari Giardia dalam sampel tinja. Kedua DFA & AMDAL memerlukan
konfirmasi lebih lanjut dapat jika deteksi adalah batas positif atau negatif
dipertanyakan studi feses untuk ovum,.
Dan parasit terus menjadi prosedur diagnostik yang paling umum.
Pencegahan
Pencegahan
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
- Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat menginaktifkan kista.
- Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
- Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
- Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
- Penyediaan makanan yang bersih dan baik.
Pengobatan
- Metronidazol (Flagyl)
Dewasa
Dosis: 250 mg tiga kali sehari selama 5 hari
Pediatric
Dosis: 5 mg per kilogram berat badan per dosis, 3 kali per hari, selama 5 hari
- Tinidazol (Fasigyn)
Dewasa
dosis: 2 g sekali
Pediatric
dosis: 50 mg per kilogram berat badan sekali (maks. 2 g)
Dewasa
Dosis: 500 mg dua kali sehari selama 3 hari
Pediatric
dosis: 1-3 thn: 100 mg setiap 12 jam selama 3 hari 4-11 thn: 200 mg
setiap 12 jam selama 3 hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar